Dairi

Kembalikan Kejayaan Kopi Sidikalang, Ini Langkah Strategis Bupati Dairi Eddy Berutu

DAIRI -Kabupaten Dairi merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup baik untuk pengembangan budidaya tanaman kopi. Potensi ini didukung dengan luas lahan, kondisi tanah, topografi, dan kondisi iklim yang sangat mendukung terhadap kualitas cita rasa yang sudah dikenal secara luas di pasar nasional maupun internasional.

Kopi Sidikalang memiliki cita rasa yang mirip cokelat, sedikit manis, wangi, cocok dikonsumsi bagi lambung yang bermasalah dan long after taste (daya tahan rasa kopi yang tertinggal di mulut dan tenggorokan).
Mengingat potensi tersebut, Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu menetapkan beberapa langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan Kopi Sidikalang yang saat ini total produksinya mengalami penurunan sebagai akibat dari beberapa faktor.
Langkah-langkah strategis tersebut meliputi intensifikasi kopi dan ekstensifikasi kopi.
Intensifikasi kopi merupakan upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman kopi serta meningkatkan produktivitas tanah. Program yang telah dilakukan untuk mendukung strategi intensifikasi kopi meliputi penyediaan sarana produksi pertanian berupa pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (alsintan) yang bersumber dari dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN, maupun pihak swasta.
Pemerintah Kabupaten Dairi juga melakukan training of trainer (TOT) dan pendampingan budidaya kopi melalui kerja sama dengan Bank Indonesia untuk membina empat kelompok tani di dua demplot, kerja sama dengan Louis Dreyfus Company (LDC) untuk membina 901 petani, dan kerja sama dengan Hanns R. Neuman Stiftung (HRNS) untuk membina 3.000 petani dan 20 orang penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Pemkab Dairi juga kerja sama dengan PT. Pusri Agro Lestari (PAL) untuk membina empat kelompok, kerja sama dengan Polbangtan Kementerian RI untuk membina satu desa mitra di Parbuluan IV kelompok tani Pahottas dan pembinaan kepada 32 penyuluh pertanian lapangan, serta melakukan bimbingan good agriculutre practice (GAP) di lima kecamatan dengan jumlah peserta sebanyak 1.112 orang yang bersumber dari dana APBD.
Mendukung intensifikasi kopi, juga dilakukan pendampingan dan pembinaan petani kopi melalui PPL di lapangan serta program Desa Devisa bekerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia (LPEI), mulai dari budidaya, pengolahan sampai dengan pemasaran (rencana kick off semester II Tahun ini).
Pemerintah Kabupaten Dairi juga melakukan program ekstensifikasi kopi melalui penetapan sentra Kopi Arabika yang terdapat di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sumbul, Sidikalang, Siempat Nempu Hulu, Pegagan Hilir dan sentra Kopi Robusta di Kecamatan Pegagan Hilir, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, Siempat Nempu Hilir.
Pemerintah Kabupaten Dairi melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) juga menyediakan sarana produksi komoditi kopi guna membantu petani dalam menanam hingga memanen hasil kopinya.
Penyediaan sarana produksi yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten antara lain pulper untuk pengolahan cherry menjadi gabah, huller untuk pengolahan dari gabah ke green bean, solar dryer sebagai rumah pengering, serta alat pelobang tanam kopi.
Sejak dipimpin Eddy Berutu, Pemerintah Kabupaten Dairi juga menetapkan target tanaman kopi baru sebanyak 5.000 ha sepanjang tahun 2019 – 2024 melalui penyediaan bibit bersertifikat yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten Dairi, menjalin kerja sama pola kemitraan, dan penyediaan skema Kur Klaster.
Diketahui pada tahun 2022 pemerintah telah memperoleh total capaian luas tanam kopi sebesar 1.756,64 ha. Pada tahun 2023, terdapat penambahan perluasan sebesar 100 ha untuk Kopi Arabica, dengan rincian 20 ha di Kecamatan Gunung Sitember, 30 ha di Kecamatan Parbuluan, 20 ha di Kecamatan Sidikalang, dan 30 ha di Kecamatan Pegagan Hilir.
Guna mensuskeskan program KUR Klaster dan membantu petani dalam hal permodalan, Pemerintah Kabupaten Dairi juga menjalin kerja sama dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (BPD Sumut) untuk memberikan bantuan kluster kopi kepada petani.
Data yang diperoleh menjelaskan hingga tahun 2022, sebanyak 26 petani kopi telah memperoleh kur kluster kopi dengan total akad sebesar Rp. 518.000.000 dan total luasan lahan 18,5 ha.(AA/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *