Hukum

Polisi Selalu Kebobolan Dalam Pengamanan Sepak Bola, Polri Watch Minta Perbaikan SDM

Faktaonline.com – Kepolisian Republik Indonesia diminta untuk menempatkan Polisi yang punya kemampuan dan pengalaman bukan berdasarkan setoran atau kedekatan dengan polisi dalam menarok anggotanya terhadap pengamanan di suatu daerah itu. Oleh karena itu, Pimpinan Polri harus bertanggung jawab dalam tragedi kanjuruhan sebagai tragedy nasional di lapangan sepak bola.

Dalam kasus ini, sebanyak 153 nyawa melayang akibat kericuhan di stadion kanjuruhan malang seusai tuan rumah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya di Pekan ke 11 liga 1 2022/ 2023, Sabtu (1 Oktober 2022).

“Polisi selalu kebobolan dalam pengamanan sepak bola karena Sumber Daya Manusia (SDM) nya atas dasar setoran bukan polisi yang mempunyai kemampuan atau pengalaman terhadap pengamanan di suatu daerah itu”, ujar Direktur Polri Watch Abdul Salam Karim yang juga selaku pelindung di Perkumpulan Jurnalis Media Independen Sumatera Utara (JMI SUMUT), saat ditemui di Medan, Minggu (2/10).

Pria yang akrab di sapa Haji Salom ini berpendapat, selama ini Pimpinan Polri hanya menarok polisi yang berpengalaman di bagian administrasi saja. Sementara Pimpinan Polri nya sendiri tidak pernah kelihatan turun kelapangan dalam mengatur pengamanan, melainkan anak buahnya saja.

Sehingga pada saat terjadinya kerusuhan, anak buahnya tidak mampu mengatasinya atau mengatur berapa kekuatan yang harus diturunkan. Misalnya, Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) atau Brimobnya dalam melakukan pengamanan setelah atau penonton keluar dari stadion dan bagaimana pengamanan di luar lapangan.

Menurut Haji Salom, seharusnya Pimpinan Polri turun langsung ke lapangan dan menempatkan anggota nya yang berprestasi untuk pengamanan sepak bola jangan berdasarkan setoran atau berdasarkan kedekatan dengan Pimpinan Polri. Dalam kasus ini, pimpinan polri harus bertanggung jawab atas tragedi kanjuruhan tersebut, ujar Haji Salam.

“Jadi kita harapkan Pimpinan Polri melakukan perubahan untuk menarok polisi yang punya pengalaman untuk pengamanan seperti Intelijennya diturunkan untuk mendikteksi polisi yang punya pengalaman, agar jangan sampai masyarakat nanti yang merevolusi polisi ”, ujar Salom. (ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *