Curah Hujan Tinggi di Lumajang, Jalur Piket Nol Dekat Jembatan Gladak Perak Amblas
Jakarta, Faktaonline.com – Akses jalan nasional menuju Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang di Jawa Timur putus setelah amblas di bagian sisi luar tebing. Adapun lokasi kejadian berada di KM 59 Piket Nol Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Menurut kaji cepat sementara oleh Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Candipuro pada Kamis (2/11) pukul 21.30 WIB.
Tingginya curah hujan secara tidak langsung membuat tanah di bagian bawah jalan menjadi jenuh oleh air sehingga menyebabkan amblas dan tidak dapat dilalui segala jenis kendaraan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa amblasnya jalan nasional itu secara otomatis juga menghambat pengerjaan Jembatan Gantung Gladak Perak yang terputus oleh aliran Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru pada Desember 2021. Padahal, jalan tersebut menjadi jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang.
“Dengan longsornya jalan nasional di KM 59 Piket Nol Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro ini juga menyebabkan pembangunan jembatan Gladak Perak terhambat,” sebut Joko Smabang, Kabid KRR BPBD Kabupaten Lumajang, Jumat (4/11).
Demi percepatan penanganan jalur yang amblas, pihak Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Jawa Timur akan segera menyelesaikan perbaikan jalan tersebut bersamaan dengan penanganan Jembatan Gladak Perak. Sesuai dengan target, pengerjaan jembatan maupun jalur ambles akan rampung pada Januari 2023 mendatang.
Guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya longsor kembali, pihak Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Jawa Timur akan memasang tiang penahan Bore Pile sepanjang 150 meter yang dilengkapi beton bertulang. Diharapkan hal itu akan mampu mencegah terjadinya longsor atau amblas di kemudian hari.
Cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya hingga Minggu (6/11), sebagaimana menurut informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Goefisika (BMKG).
Sebagai antisipasi dan upaya pencegahan, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Sesuai dengan arahan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., dalam Rapat Koordinasi pada Kamis (3/11), Pemerintah Daerah agar memastikan kesiapan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
Di samping itu, Suharyanto juga meminta agar seluruh unsur Forkopimda melakukan perbaikan lingkungan sehingga bencana seperti banjir, banjir bandang hingga tanah longsor tidak terjadi ke dua kalinya.
Upaya seperti monitoring lereng tebing, khususnya yang berada di wilayah perkotaan dan permukiman padat penduduk agar dilakukan secara berkala. Perlu dipasang rambu-rambu bencana khususnya di lokasi yang rawan bencana dan jalur evakuasi.
Di samping itu, perlu dilakukan monitoring di sepanjang bantaran sungai melalui kegiatan susur sungai. Normalisasi sungai dan kanal serta pembersihan drainase permukiman agar dilakukan secara berkala untuk memininalisir potensi bencana susulan yang juga dapat disebabkan oleh kondisi tata ruang lingkungan.
Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya. (ril/robert)