Program Pengembangan Transaksi LCS Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Parapat, Faktaonline.com – Salahsatu program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, khususnya untuk mendukung kegiatan ekspor-impor pengusaha adalah melalui pengembangan transaksi Local Currency Settlement (LCS).
Hal tersebut disampaikan Asisten Direktur Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI), Bayront Yudit Rumondor, saat acara pelatihan wartawan ekonomi dan bisnis, yang diprakarsai Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara bertempat di Niagara Hotel, Parapat, Sabtu (30/10)
Ditambahkannya, Di mana hal tersebut tertuang di UU No.2 Tahun 2020, tentang Pemulihan Ekonomi Nasional terkait Covid-19 dan Peraturan Perundang-undangan pada Pasal 26 PP No.23 Tahun 2020, tentang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“LCS juga melakukan penyelesaian transaksi bilateral yang dilakukan oleh pelaku usaha Indonesia dan negara mitra dengan menggunakan mata uang masing-masing melalui bank ACCD. Jadi ini upaya agar tidak terlalu ketergantungan kepada mata uang US Dollar saja,” kata Bayront Yudit Rumondor
Dalam kegiatan yang digelar mulai 29-31 Oktober 2021 yang turut dihadiri Kepala KPw BI Sumut, Soekowardojo dan Deputi BI Sumut, Ibrahim, Kepala Divisi Pengembangan dan Ekonomi BI Sumut, Poltak Sitanggang.
Dikatakan Bayront, dalam pelaksanaan LCS, kementerian/lembaga dapat memberikan kemudahan, fasilitas, insentif, percepatan pelayanan ekspor-impor sesuai ketentuan perundang-undangan. Di mana masih dikatakannnya, BI mengimplementasikan kebijakan LCS sebagai salahsatu upaya untuk mempercepat pengembangan pasar, mengurangi volatilitas terhadap nilai tukar Rupiah dan untuk meningkatkan efisiensi
pasar.
“LCS merupakan salahsatu topik kebijakan BI dalam pengembangan pasar uang di 2025,” imbuh Bayront Yudit Rumondor seraya menambahkan Bank Indonesia sudah melakukan kemitraan kepada 4 negara dalam hal kerjasama di LCS yaitu, Thailand, Malaysia, Jepang dan Tiongkok.
“Ke depan, beberapa negara lain yang berhubungan di bidang perdagangan hingga investasi dengan Indonesia mulai mendekatkan diri dan dalam upaya bergabung, “pungkasnya . (red)